Autobiografi
Nama saya Anisya Wulandari, Saya lahir pada tanggal
29 Maret 1996 di kota Tangerang. Saya
anak pertama dan memili 2 adik perempuan. Keluarga saya tinggal di Gunung
Sindur, Bogor. Dan saya sekarang berdomisili di Bandung untuk melanjutkan
pendidikan di perguruan tinggi.
Orang tua saya, Bapak saya bekerja sebagai wirausaha
dan Ibu saya bekerja sebagai karyawan swasta. Sejak saya kecil, saya diasuh
oleh pembantu saya. Namun saat saya sekolah kelas 2 SD pembantu saya ini memutuskan
berhenti bekerja dan menikah dengan pria dikampung asalnya, saya sangat
menyayangi pembantu saya itu dan sangat merasa kehilangan ketika ditinggal nya.
Ibu dan Bapak saya sangat keteteran dan sudah bergantung kepada pembantu, dan
sering kali Ibu dan Bapak sering marah marah setiap pulang kerja dan mereka
menuntutku untuk membantu membersihkan rumah. Tak lama, Pembantu baru datang
untuk bekerja dirumah. Pembantu baru itu bekerja dirumahku sampai aku SMA kelas
3. Setelah itu, Ibu memutuskan tidak memiliki pembantu lagi karena anak anaknya
sudah besar sehingga bisa membersihkan rumah dengan baik.
Dalam pertemanan saya kurang mudah bergaul karena
dari kecil saya sudah dilarang bapak saya untuk keluar rumah karena lingkungan sosial
disekitar rumah saya kurang baik. dan teman teman saya di sekitar rumah pun
sedikit takut mengajak saya main karena mereka mengenal sosok ayah saya yang
galak. Dan saya sangat canggung dan pemalu bila ketemu banyak orang. Saya orang
yang sangat kalem, kaku dan banyak diam , tetapi tidak berlaku kepada teman
teman yang sudah saya kenal dekat. awalnya canggung dan lebih banyak diam, akan berubah menjadi
lebih ceria, semangat dan banyak bicara.
Kepribadian
Saya Orang yang cukup dekat dengan Bapak saya karena
Bapak saya selalu mengajak saya ke tempat kerjanya dan membantu menyelesaikanya.
Dan bapak saya adalah sosok orang yang cukup tegas dan keras kepala. Dari situ
saya juga diajarkan memiliki sikap disiplin
dan menghargai waktu serta mudah panik
dan takut mengatakan sesuatu karena Bapak saya sangat emosional apabila
tidak sesuai dengan keinginan bapak saya. selain itu saya adalah orang yang kaku dan kurang pede dalam
mengungkapkan apa yang ingin saya ungkapkan karena saya takut dan memikirkan
kata kata sampai sampai tidak jadi diungkapkan.
Meskipun begitu, bapak saya adalah sosok yang sangat
baik hati. Bapak saya orang yang suka membantu teman temannya bila sedang
membutuhkan pertolongan. Dan saya rasa juga saya cukup setia kawan. Apabila ada teman yang sedang memusuhi saya entah
karena salah paham atau hal lain tapi saya tetap memandang positif, berusaha
melakukan perbaikan diri dan menganggap dan menerima sahabat dan teman teman
saya ada.
Pembahasan
Kasus dan Teori
1. Karen Horney
The Compliant
Personality (Moving toward other people)
Memiliki
ciri-ciri seperti menganggap orang lain mempunyai arti yang sangat penting
dalam hidupnya, mempunyai sikap tergantung pada orang lain, ingin disenangi,
dicintai dan diterima, bersikap intrapunitif (suka menghukum/ menyalahkan diri
sendiri) serta mengorbankan diri sendiri dan tidak individualistis.
Dari kasus ini karena saya lama dimanjakan oleh pembantu
saya dan juga menghargai sebuah pertemanan, dan saya menyayangi teman teman
saya. Saya pernah dijauhi teman saya karena salah paham, lalu saya mencoba
menjelaskan dan memberi dia waktu dan terus berfikiran positif, dan akhirnya
kami menjadi sahabatan.
2. Spranger
Manusia ekonomi
Tipe ini sangat
menghargai waktu, adapun semboyan yang dipegang adalah time is money. Setiap kegiatan selalu dipertimbangkan untung ruginya
karena mereka tidak mau membuang waktu dengan percuma.
Pada kasus ini,
saya merasa lebih baik menunggu 5 sampai 10 menit dari pada datang telat.
Karena saya tidak mau membuat masalah atau membuat orang lain kecewa. Seperti
saya bila datang untuk menempati janji saya akan mengusahakan datang 5menit
sebelumnya waktu yang sudah dijanjikan.
Namun, banyak
orang lain yang kurang menghargai waktu sehingga membuat saya cukup kesal.
3. Minder, Kurang Percaya Diri
Rasa minder tidak bisa hilang dengan cara memaksakan
diri untuk percaya diri. Karena sifat dari rasa minder adalah semakin dilawan,
maka dia semakin kuat.
Minder, gugup, takut atau tidak percaya diri adalah perasaan alami manusia yang diberikan Tuhan agar manusia tidak kelewat percaya diri dan akhirnya sombong. Selain orang gila dan orang mabok, setiap orang waras pasti memiliki rasa minder, hanya saja konteks dan kadarnya berbeda-beda. Bahkan kami pun punya rasa minder apabila diharuskan tampil sebagai orang lain.
Selama kita melakukan hal yang benar dan halal, sebenarnya tidak ada alasan bagi kita untuk merasa minder. Kalaupun kita belum mampu melakukan sesuatu, sebagai manusia kita bisa belajar dulu. Masalahnya, beberapa orang ternyata meletakkan rasa minder pada tempat yang salah, sehingga kehidupan dan kesuksesannya terhambat oleh rasa minder itu.
Gejala-gejala yang termasuk "Minder"
Seorang yang minder, biasanya punya pola perilaku seperti berikut:
Minder, gugup, takut atau tidak percaya diri adalah perasaan alami manusia yang diberikan Tuhan agar manusia tidak kelewat percaya diri dan akhirnya sombong. Selain orang gila dan orang mabok, setiap orang waras pasti memiliki rasa minder, hanya saja konteks dan kadarnya berbeda-beda. Bahkan kami pun punya rasa minder apabila diharuskan tampil sebagai orang lain.
Selama kita melakukan hal yang benar dan halal, sebenarnya tidak ada alasan bagi kita untuk merasa minder. Kalaupun kita belum mampu melakukan sesuatu, sebagai manusia kita bisa belajar dulu. Masalahnya, beberapa orang ternyata meletakkan rasa minder pada tempat yang salah, sehingga kehidupan dan kesuksesannya terhambat oleh rasa minder itu.
Gejala-gejala yang termasuk "Minder"
Seorang yang minder, biasanya punya pola perilaku seperti berikut:
- Merasa diri rendah, bodoh, tidak mampu, tidak pantas, dsb.
- Kesulitan dalam bergaul, susah mendapatkan teman baru.
- Merasa kurang nyaman jika ada seseorang yang mendekatinya.
- Tidak berani memulai percakapan atau perkenalan dengan orang lain.
- Malu mengungkapkan ide atau pendapatnya kepada orang lain.
- Demam panggung, takut berbicara di depan umum (public speaking phobia).
- Ketika masuk dalam lingkungan baru, dia cemas dan takut kalau orang-orang di lingkungan baru tersebut menolak atau tidak menyukainya.
- Suka menyendiri karena merasa tidak ada yang mau berteman.
- Tegang atau grogi ketika berhadapan dengan orang lain yang baru dikenal sehingga tingkah lakunya terlihat kaku.
- Merasa bahwa orang lain selalu memperhatikan kelemahannya.
- Menganggap orang lain lebih hebat daripada dirinya.
- Membandingkan kelemahan dirinya dengan kelemahan orang lain.
- Sensitif terhadap perkataan orang lain, meskipun hanya bercanda.
- Fokus pada kelemahan diri. Orang minder selalu punya seribu alasan untuk menyalahkan atau meremehkan dirinya sendiri.
- Sering menolak apabila diajak ke tempat-tempat yang banyak orang.
- Tidak berani menerima tanggung jawab yang besar karena takut gagal.
- Kecewa pada diri sendiri karena tidak percaya diri, dan marah kepada orang lain yang tidak memperhatikan atau menghargainya.
- Sering murung, mudah merasa sedih, dan lelah.
- Kurang semangat dalam menjalani aktivitas dan mudah menyerah.
- Sering melamun, dan mungkin masih banyak lagi.
Penyebab Minder
Setiap manusia yang lahir di dunia hanya membawa dua rasa takut alami, yaitu takut pada ketinggian dan suara keras. Jika Anda sekarang punya rasa takut, malu, grogi, atau minder selain kedua rasa takut tersebut, maka dipastikan rasa takut yang Anda miliki bukan karena secara genetis Anda punya sifat itu. Rasa minder yang Anda alami sekarang adalah pengaruh dari lingkungan Anda.
beberapa penyebab minder diantaranya:
- Pengaruh lingkungan. Seorang bisa menjadi minder apabila selalu dilarang, disalahkan, tidak dipercaya, diremehkan oleh lingkungannya.
- Sering diremehkan dan dikucilkan oleh teman sejawat.
- Pola asuh orang tua yang sering melarang dan membatasi kegiatan anak.
- Orang tua yang selalu memarahi kesalahan anak, tapi tidak pernah memberi penghargaan apabila anak melakukan hal yang positif.
- Kurang kasih sayang, penghargaan, atau pujian dari keluarga.
- Tertular sifat orang tua atau keluarga yang minder.
- Trauma kegagalan di masa lalu.
- Trauma dipermalukan atau dihina di depan umum.
- Merasa diri tidak berharga lagi karena pernah dilecehkan secara seksual.
- Merasa bentuk fisik tidak sempurna. Padahal, berapa banyak tokoh besar yang tetap percaya diri meskipun secara fisik kurang menarik?
- Merasa berpendidikan rendah. Padahal tidak dibutuhkan pendidikan tinggi untuk menjadi berhasil. Banyak pengusaha yang kaya raya meskipun tidak pernah kuliah dan sekolahnya awut-awutan. (http://penyakitmental.blogspot.com/search/label/gangguan%20jiwa)
Untuk
mengatasi rasa minder, tidak perlu selalu memandang orang lain 'lebih', jadilah
diri sendiri dengan menyadari serta mengenali potensi-potensi yang ada lalu
mengembangkannya menjadi kompetensi merupakan cara terbaik untuk meningkatkan
rasa percaya diri.
Selain itu, Anda perlu merubah 'mindset' atau cara berpikir Anda. Sadari bahwa sejatinya Anda sama seperti semua orang yang mempunyai keunggulan dan kelemahan karena tidak ada manusia yang sempurna sehingga tidak ada alasan untuk minder. Bergaul dengan orang-orang yang berpikiran positif akan berdampak pada Anda tertular energi yang baik, pelajari bagaimana mereka menyikapi hidup, saat berkenalan dengan orang lain dan mengatasi persoalan, coba aplikasikan dalam situasi kondisi sehari-hari.
Jangan lupa untuk memperbaiki penampilan karena hal ini dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri, Anda tidak akan merasa minder atau malu saat bertemu dengan orang lain jika sudah tampil baik serta maksimal. Kendalikan diri saat berjumpa dengan orang lain terutama ketika berada dalam situasi yang menekan. (http://rona.metrotvnews.com/read/2015/07/02/143146/gimana-cara-menghilangkan-rasa-minder)
Selain itu, Anda perlu merubah 'mindset' atau cara berpikir Anda. Sadari bahwa sejatinya Anda sama seperti semua orang yang mempunyai keunggulan dan kelemahan karena tidak ada manusia yang sempurna sehingga tidak ada alasan untuk minder. Bergaul dengan orang-orang yang berpikiran positif akan berdampak pada Anda tertular energi yang baik, pelajari bagaimana mereka menyikapi hidup, saat berkenalan dengan orang lain dan mengatasi persoalan, coba aplikasikan dalam situasi kondisi sehari-hari.
Jangan lupa untuk memperbaiki penampilan karena hal ini dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri, Anda tidak akan merasa minder atau malu saat bertemu dengan orang lain jika sudah tampil baik serta maksimal. Kendalikan diri saat berjumpa dengan orang lain terutama ketika berada dalam situasi yang menekan. (http://rona.metrotvnews.com/read/2015/07/02/143146/gimana-cara-menghilangkan-rasa-minder)
Pada
Kasus ini, saya sering merasa minder dan tidak percaya diri ketika ketemu
dengan orang dan merasa orang lain menjauhi saya. Namun saya tetep berusaha
optimis dan introspeksi diri saya.
Sumber
:
http://penyakitmental.blogspot.com/search/label/gangguan%20jiwa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar