Jumat, 11 September 2015

ANALISIS CERPEN

Kali ini kami akan membahas dan menganalisis cerpen-cerpen yang ditulis oleh Ibu Lucy Pujasari Supratman, M.Si. yang telah diterbitkan di Koran Galamedia, Koran Pikiran Rakyat, dan Buku Antologi Puisi. Berikut analisisnya

Cerpen "Nin"

Tema yang diangkat dalam cerpen Nin’ adalah tentang keseharian seorang nenek semasa hidupnya, bagaimana Nin menjalani hidupnya seorang diri untuk menghidupi anak anaknya. Nin adalah sorang yang sangat setia, walaupun suaminya sudah meninggal, ia tidak berfikir untuk menikah kembali. Karena keadaan itulah Nin mau tidak mau harus bekerja keras untuk menyokong perekonomian keluarga dengan berdagang kue. Sesuai dengan teori perspektif psikologi komunikasi Psikoanalisis dari Id  dan superego berada dalam bawah sadar manusia. Ego  berada di tengah, antara memenuhi desakan id  dan peraturan superego. Secara Tidak sadar Nin’ merghidupi keluarganya dengan segala bakat yang ia punya semenjak ditinggal suaminya meninggal. singkatnya,dalam psikoanalisis perilaku manusia merupakan interaksi antara komponen biologis (id), komponen psikologis (ego), dan komponen sosial (superego); atau unsur animal, rasional, dan moral (hewani, akali, dan nilai). Ketika Ego gagal menyatukan tuntutan Id dan Superego, maka seseorang akan mengalami tekanan psikis yang disebut dengan Kegelisahan (Anxiety). Anxiety adalah pertentangan di dalam diri yang timbul ketika Ego menyadari bahwa ekspersi dorongan dari Id akan mengakibatkan suatu kekerasan/ menyakiti dan atau tuntutan Superego sebagai sesuatu yang tidak mungkin. Dari teori tersebut maka muncullah karakter Nin yang pantang menyerah menghadapi hari-harinya tanpa suami tercinta, karakter Nin juga dapat menjadi contoh untuk anaknya “Bunda” agar dapat menjadi pribadi yang lebih mandiri. Jadi menurut kami teori perspektif psikologi komunikan psikoanalisis sangat mempengaruhi karakter yang dibangun oleh penulis pada karakter Nin’.  

Cerpen "Mirror"

Disini kami akan menganilisis sebuah cerpen yang dibuat oleh ibu Lucy yang berjudul “Kaca” yang terbit di koran “Pikiran Rakyat”. Kami akan menganalisis dari tokoh utama cerpen ini, aku dan kaca. Setelah kami membaca cerpen ini, kami menyimpulkan bahwa karakter Aku dan Kaca adalah satu orang, bisa dikatakan bahwa karakter Aku mempuyai alter-ego atau karakter lain dalam dirinya yaitu Kaca. Disini diceritakan bahwa karakter Aku dan Kaca selalu bersitegang, berbeda pendapat, dan berbeda sifat tentunya. Disini, tokoh Aku mempunyai yang santai, kalem, dingin, keras kepala, dan sangat mencintai kekasihnya, Andreas, namun ia membunuh Andreas. Namun di akhir cerita dia sangat menyesal dan akhirnya bunuh diri. Karakter Kaca sendiri mempunyai sifat yang suka men-judge karakter Aku dan suka mengintimidasi karakter Aku. Jika dikaitkan dengan materi dari Psikologi Komunikasi yang sudah kita pelajari sebelumnya, ada Psikoanalisis, Psikokognitif, Behaviorisme.

Psikoanilisis terdiri dari Id, Ego, dan Superego. Id adalah subsistem yang mendorong biologis manusia. Lalu Ego adalah mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistik. Dan Superego adalah polisi keadialan, mewakili yang ideal. Singkatnya, Psikoanalisis adalah perilaku manusia merupaka interaksi antara komponen biologis (Id), komponen psikologis (Ego), dan komponen sosial (Superego) atau unsur rasional dan moral.  Contohnya ketika karakter Aku membunuh Andreas, Kaca menjadi mediator agar Aku menyesai perlakuannya yang membunuh Andreas, dan pada akhirnya ketika Aku dan Kaca berdebat dan Kaca lelah untuk berdebat, Aku mengambil langkah keadilan, ia memecahkan si Kaca dan ia pun bunuh diri.

Behaviorisme menganalisis hanya perilaku yang tampak saja, dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Contohnya seperti kita sudah bisa tahu karakter si Aku yang mempunyai sifat santai, kalem, dingin, panikan, setia, dan keras kepala.

Psikokognitif salah satu cabang dari psikologi dengan pendekatan kognitif untuk memahami perilaku manusia. Psikologi kognitif mempelajari tentang cara manusia menerima, mempersepsi, mempelajari, menalar, mengingat dan berpikir tentang suatu informasi. Kognitif dalam psikologi dapat berarti dua, yaitu bisa diartikan sebagai aktivitas mental (persepsi, memori, atensi, dll) dan juga dapat diartikan sebagai sebuah pendekatan psikologi. Disini, karakter Aku membunuh Andreas karena ia sayang pada Andreas dan ia tahu Andreas sangat menderita karena leukemia itu dan pada akhirnya si Aku membunuhnya. 

Cerpen "Mencari Kematian"

Cerpen ini mengangkat cerita seorang bayi perempuan yang dibuang oleh ibunya yang sepertinya seorang pekerja seksual. Cocok dengan judulnya yang “mencari kematian” karena disini diceritakan bahwa bayi perempuan yang beranjak dewasa itu berkelakuan seperti perempuan murahan. Ketika dia hamil akbat ulah pacarnya orangtua angkatnya tidak marah. setelah itu dia terus-terusan memberikan kemolekan tubuhnya pada lelaki lain sampai ke kakak tirinya sendiri yang berujung membawa dia ke kehidupan malam yang kelam yaitu perempuan di rumah bordir.

Cerita yang ringan namun memberikan pelajaran kehidupan didalamnya, mudah di pahami tapi tidak cerita gampangan. Dan cerpen ini menunjukkan bahwa pergaulan sekarang sudah semakin tidak terkontrol dan sebagai alat bantuan untuk remaja lain yang membacanya agar kelak tidak bernasib sama dengan gadis ini.

dari cerpen " mencari kematian" dapat saya simpulkan bahwa penulisan cerpen tersebut sangatlah baik. karena saya dengan gampangnya dapat merasakan apa yang juga dirasakan oleh tokoh utama. dimana dalam cerita tersebut tokoh utamanya digambar sangat membenci ibu kandungnya sendiri yang elah membuangnya begitu saja. sampai ia pun menjuluki ibu kandungnya sebagai " ular pyhton". selain itu banyak kejadian yang tak terduga dimana sang tokoh akhirnya juga jadi bersikap bejat pada semua laki-laki yang ia temui. dan kenyataan bahwa orang tua angkatnya itu adalah pemilik klub malam, lalu perbuatan yang dilakukan sang tokoh utama dengan kakak tiri laki-lakinya membuat dia dan kakak nya dikirim ke klub malam milik orang tua angkatnya. sang tokoh utama pun merasa sudah mati walaupun jantungnya masih memompa darah itu dikarenakan dia telah terkena HIV.

Aspek kemanusiaan.

Psikoanalisis : gadis yang di hianati pacarnya yang membuat dia hamil tanpa pertanggung jawaban itu merasa sangat dendam. Karena dendam yang besar terhadap pacar pertamanya itu ia mulai melampiaskan amarahnya dengan mempermainkan lelaki lain dan menginkan hubungan serius.

Behaviorisme : gadis itu terbiasa menggoda dan mempermainkan lelaki sampai ia juga menggoda kakak tiri dengan jarak usia dua tahun lebih tua yang tinggal serumah dengannya. Kakak tiri yang terpancing godaan gadis ini mulai mengikuti permainanya, bersetubuh bukanlah hal yang mengejutkan karena sejak saat itu mereka biasa melakukannya dimana saja tanpa sepengetahuan oarng tua angkat mereka.

Cerpen "Sang Jiwa"

Dalam cerita ini menceritakan tokoh si “Aku” dalam cerita pendek “Sang Jiwa” yang ditulis oleh Lucy Pujasari Supratman, merupakan orang yang menikmati dunia. Dia selalu ganti-ganti pacar tanpa tahu bahwasanya cinta pertamanyalah yang setia terhadapnya. Terlihat bahwa sewaktu ia sudah tua, hanya cinta pertamanyalah yang setia kepadanya, ia selalu berada di sampingnya.

Tokoh “Aku” ini terlihat ia memandang laki-laki dari covermya. Terlihat bahwa ia mengatakan ’dia begitu dekil, bau, kumal, setelah lama kutinggalkan. Jijik aku melihatnya” dari situ bisa terlihat bahwa ia sangatlah melihat orang dari covernya. Dia hanya menikmati dunia seperti menikmati kekayaan pacar-pacarnya.

Tetapi di akhir cerita ia terlihat sangat takut akan masa tua yang ia alami sampai akhirnya ia operasi plastic dan berfikiran mudah bahwa dengan uang semua bisa didapat tanpa harus ia pikir-pikir kembali demi kembalinya kecantikan di dirinya.

Pada akhirnya ia sangatlah menyesal akan semua yang ia kerjakan untuk mempercantik dirinya yang tetap saja kembali menjadi tua. Ia menyadari akan perbuatan yang ia lakukan selama ini. Karena ia sudah tua dia pun tahu diri karna sudah tidak ada lagi yang mau dengannya. Tetapi hanya ada satu cinta yang tetap setia dengannya. Yaitu, cinta pertamanya lah yang setia dan selalu benar-benar ada di sampingnya. Cinta pertamanya yang ia bilang kotor, dekil dan menjijikan itu kini di sampingnya menemani masa tuanya untuk bisa bersama-sama.

Dari cerita ini dan tokoh “aku” kita bisa ambil pelajaran janganlah melihat orang dari covernya, tetapi hatinyalah yang dilihat. Karena dari cover belom tentu semua benar, tetapi kalau hati yang dilihat kita bisa tau mana orang yang baik buat kita atau yang tidak baik buat kita. Jangan sampai kita menyesal di akhir pilihan pejalanan kita. Walaupun orang itu terlihat jorok, dekil tetapi belom tentu di hatinya.

Tokoh “Aku” dalam 4 perspektif psikologi manusia yaitu Psikoanalisis, Behaviorsme, Kognitif, Humanistik. Dalam perspektif psikoanalisis Sigmund Freud menjabarkan bahwa kepribadian manusia terbagi 3, yaitu Id, Ego, Super Ego. Dalam cerita, Id merupakan tokoh “Aku” yang tidak dapat menahan hawa nafsunya seperti senang bermain dengan laki-laki dan melupakan cinta pertamanya, lebih senang berpesta ria. Superego dalam cerita ini merupakan, saat tokoh “Aku” menyadari bahwa saat tokoh “Aku” semakin rentan dan tidak ada lelaki yang tidak mau mendekatinya, kemudian datang kembali cinta pertamanya.

Dalam perspekstif behaviorisme adalah tentang mempelajari perilaku manusia, dalam cerita “Sang Jiwa” tokoh “Aku” belajar dari perilaku dia dan mengintropeksi dirinya saat dia tidak punya apa apa hal ini menunjukan bahwa manusia mempelajari perilaku.

Perspektif kognitif dalam cerita ini saat tokoh “Aku” belajar proses pemahaman bahwa zat adalah abadi semua yang di dunia tidaklah kekal.

Namun perspektif humanistik dalam cerita ini tidak begitu menonjol karena aliran ini menentang aliran yang lain (seperti diatas) dan lebih fokus mempelajari manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar