Kali ini kami akan membahas dan menganalisis cerpen-cerpen yang ditulis oleh Ibu Lucy Pujasari Supratman, M.Si. yang telah diterbitkan di Koran Galamedia, Koran Pikiran Rakyat, dan Buku Antologi Puisi. Berikut analisisnya
Cerpen "Nin"
Tema yang diangkat dalam cerpen
Nin’ adalah tentang keseharian seorang nenek semasa hidupnya, bagaimana Nin
menjalani hidupnya seorang diri untuk menghidupi anak anaknya. Nin adalah
sorang yang sangat setia, walaupun suaminya sudah meninggal, ia tidak berfikir
untuk menikah kembali. Karena keadaan itulah Nin mau tidak mau harus bekerja
keras untuk menyokong perekonomian keluarga dengan berdagang kue. Sesuai dengan
teori perspektif psikologi komunikasi Psikoanalisis dari Id dan superego berada dalam bawah
sadar manusia. Ego berada di tengah, antara memenuhi desakan id dan
peraturan superego. Secara Tidak sadar Nin’ merghidupi keluarganya dengan
segala bakat yang ia punya semenjak ditinggal suaminya meninggal. singkatnya,dalam
psikoanalisis perilaku manusia merupakan interaksi antara komponen biologis
(id), komponen psikologis (ego), dan komponen sosial (superego); atau unsur
animal, rasional, dan moral (hewani, akali, dan nilai).
Ketika Ego gagal menyatukan tuntutan Id dan Superego, maka seseorang akan
mengalami tekanan psikis yang disebut dengan Kegelisahan (Anxiety). Anxiety
adalah pertentangan di dalam diri yang timbul ketika Ego menyadari bahwa
ekspersi dorongan dari Id akan mengakibatkan suatu kekerasan/ menyakiti dan
atau tuntutan Superego sebagai sesuatu yang tidak mungkin. Dari teori tersebut
maka muncullah karakter Nin yang pantang menyerah menghadapi hari-harinya tanpa
suami tercinta, karakter Nin juga dapat menjadi contoh untuk anaknya “Bunda”
agar dapat menjadi pribadi yang lebih mandiri. Jadi menurut kami teori
perspektif psikologi komunikan psikoanalisis sangat mempengaruhi karakter yang
dibangun oleh penulis pada karakter Nin’.
Cerpen "Mirror"
Disini
kami akan menganilisis sebuah cerpen yang dibuat oleh ibu Lucy yang berjudul
“Kaca” yang terbit di koran “Pikiran Rakyat”. Kami akan menganalisis dari tokoh
utama cerpen ini, aku dan kaca. Setelah kami membaca cerpen ini, kami
menyimpulkan bahwa karakter Aku dan Kaca adalah satu orang, bisa dikatakan
bahwa karakter Aku mempuyai alter-ego
atau karakter lain dalam dirinya yaitu Kaca. Disini diceritakan bahwa karakter
Aku dan Kaca selalu bersitegang, berbeda pendapat, dan berbeda sifat tentunya. Disini,
tokoh Aku mempunyai yang santai, kalem,
dingin, keras kepala, dan sangat mencintai kekasihnya, Andreas, namun ia
membunuh Andreas. Namun di akhir cerita dia sangat menyesal dan akhirnya bunuh
diri. Karakter Kaca sendiri mempunyai sifat yang suka men-judge karakter Aku dan suka mengintimidasi karakter Aku. Jika
dikaitkan dengan materi dari Psikologi Komunikasi yang sudah kita pelajari
sebelumnya, ada Psikoanalisis, Psikokognitif, Behaviorisme.
Psikoanilisis
terdiri dari Id, Ego, dan Superego. Id adalah subsistem yang mendorong biologis
manusia. Lalu Ego adalah mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan
rasional dan realistik. Dan Superego adalah polisi keadialan, mewakili yang
ideal. Singkatnya, Psikoanalisis adalah perilaku manusia merupaka interaksi
antara komponen biologis (Id), komponen psikologis (Ego), dan komponen sosial
(Superego) atau unsur rasional dan moral. Contohnya ketika karakter Aku membunuh
Andreas, Kaca menjadi mediator agar Aku menyesai perlakuannya yang membunuh
Andreas, dan pada akhirnya ketika Aku dan Kaca berdebat dan Kaca lelah untuk
berdebat, Aku mengambil langkah keadilan, ia memecahkan si Kaca dan ia pun
bunuh diri.
Behaviorisme
menganalisis hanya perilaku yang tampak saja, dapat diukur, dilukiskan, dan
diramalkan. Contohnya seperti kita sudah bisa tahu karakter si Aku yang
mempunyai sifat santai, kalem,
dingin, panikan, setia, dan keras kepala.
Psikokognitif
salah satu cabang dari psikologi dengan pendekatan kognitif untuk memahami perilaku manusia. Psikologi kognitif
mempelajari tentang cara manusia menerima, mempersepsi, mempelajari, menalar,
mengingat dan berpikir tentang suatu informasi. Kognitif dalam psikologi dapat
berarti dua, yaitu bisa diartikan sebagai aktivitas mental (persepsi, memori,
atensi, dll) dan juga dapat diartikan sebagai sebuah pendekatan psikologi. Disini, karakter Aku membunuh Andreas karena ia sayang
pada Andreas dan ia tahu Andreas sangat menderita karena leukemia itu dan pada
akhirnya si Aku membunuhnya.
Cerpen "Mencari Kematian"
Cerpen ini mengangkat cerita seorang
bayi perempuan yang dibuang oleh ibunya yang sepertinya seorang pekerja
seksual. Cocok dengan judulnya yang “mencari kematian” karena disini
diceritakan bahwa bayi perempuan yang beranjak dewasa itu berkelakuan seperti
perempuan murahan. Ketika dia hamil akbat ulah pacarnya orangtua angkatnya
tidak marah. setelah itu dia terus-terusan memberikan kemolekan tubuhnya pada
lelaki lain sampai ke kakak tirinya sendiri yang berujung membawa dia ke
kehidupan malam yang kelam yaitu perempuan di rumah bordir.
Cerita yang ringan namun memberikan
pelajaran kehidupan didalamnya, mudah di pahami tapi tidak cerita gampangan.
Dan cerpen ini menunjukkan bahwa pergaulan sekarang sudah semakin tidak terkontrol
dan sebagai alat bantuan untuk remaja lain yang membacanya agar kelak tidak
bernasib sama dengan gadis ini.
dari cerpen " mencari kematian" dapat saya
simpulkan bahwa penulisan cerpen tersebut sangatlah baik. karena saya dengan
gampangnya dapat merasakan apa yang juga dirasakan oleh tokoh utama. dimana
dalam cerita tersebut tokoh utamanya digambar sangat membenci ibu kandungnya
sendiri yang elah membuangnya begitu saja. sampai ia pun menjuluki ibu
kandungnya sebagai " ular pyhton". selain itu banyak kejadian yang
tak terduga dimana sang tokoh akhirnya juga jadi bersikap bejat pada semua
laki-laki yang ia temui. dan kenyataan bahwa orang tua angkatnya itu adalah
pemilik klub malam, lalu perbuatan yang dilakukan sang tokoh utama dengan kakak
tiri laki-lakinya membuat dia dan kakak nya dikirim ke klub malam milik orang
tua angkatnya. sang tokoh utama pun merasa sudah mati walaupun jantungnya masih
memompa darah itu dikarenakan dia telah terkena HIV.
Aspek kemanusiaan.
Psikoanalisis : gadis yang di hianati
pacarnya yang membuat dia hamil tanpa pertanggung jawaban itu merasa sangat
dendam. Karena dendam yang besar terhadap pacar pertamanya itu ia mulai
melampiaskan amarahnya dengan mempermainkan lelaki lain dan menginkan hubungan
serius.
Behaviorisme : gadis itu terbiasa
menggoda dan mempermainkan lelaki sampai ia juga menggoda kakak tiri dengan
jarak usia dua tahun lebih tua yang tinggal serumah dengannya. Kakak tiri yang
terpancing godaan gadis ini mulai mengikuti permainanya, bersetubuh bukanlah
hal yang mengejutkan karena sejak saat itu mereka biasa melakukannya dimana
saja tanpa sepengetahuan oarng tua angkat mereka.
Cerpen "Sang Jiwa"
Dalam cerita ini menceritakan tokoh si “Aku” dalam cerita pendek “Sang Jiwa” yang ditulis oleh Lucy Pujasari Supratman, merupakan
orang yang menikmati dunia. Dia selalu ganti-ganti pacar tanpa tahu bahwasanya
cinta pertamanyalah yang setia terhadapnya. Terlihat bahwa sewaktu ia sudah
tua, hanya cinta pertamanyalah yang setia kepadanya, ia selalu berada di
sampingnya.
Tokoh “Aku” ini terlihat ia memandang laki-laki dari covermya.
Terlihat bahwa ia mengatakan ’dia begitu
dekil, bau, kumal, setelah lama kutinggalkan. Jijik aku melihatnya” dari situ
bisa terlihat bahwa ia sangatlah melihat orang dari covernya. Dia hanya
menikmati dunia seperti menikmati kekayaan pacar-pacarnya.
Tetapi di akhir cerita ia terlihat sangat takut akan masa tua yang
ia alami sampai akhirnya ia operasi plastic dan berfikiran mudah bahwa dengan
uang semua bisa didapat tanpa harus ia pikir-pikir kembali demi kembalinya
kecantikan di dirinya.
Pada akhirnya ia sangatlah menyesal akan semua yang ia kerjakan
untuk mempercantik dirinya yang tetap saja kembali menjadi tua. Ia menyadari
akan perbuatan yang ia lakukan selama ini. Karena ia sudah tua dia pun tahu
diri karna sudah tidak ada lagi yang mau dengannya. Tetapi hanya ada satu cinta
yang tetap setia dengannya. Yaitu, cinta pertamanya lah yang setia dan selalu
benar-benar ada di sampingnya. Cinta pertamanya yang ia bilang kotor, dekil dan
menjijikan itu kini di sampingnya menemani masa tuanya untuk bisa bersama-sama.
Dari cerita ini dan tokoh “aku” kita bisa ambil pelajaran
janganlah melihat orang dari covernya, tetapi hatinyalah yang dilihat. Karena
dari cover belom tentu semua benar, tetapi kalau hati yang dilihat kita bisa
tau mana orang yang baik buat kita atau yang tidak baik buat kita. Jangan
sampai kita menyesal di akhir pilihan pejalanan kita. Walaupun orang itu
terlihat jorok, dekil tetapi belom tentu di hatinya.
Tokoh “Aku” dalam 4 perspektif psikologi manusia yaitu Psikoanalisis, Behaviorsme,
Kognitif, Humanistik. Dalam perspektif psikoanalisis Sigmund Freud menjabarkan
bahwa kepribadian manusia terbagi 3, yaitu Id, Ego, Super Ego. Dalam
cerita, Id merupakan tokoh “Aku” yang tidak dapat menahan hawa nafsunya seperti
senang bermain dengan laki-laki dan melupakan cinta pertamanya, lebih senang
berpesta ria. Superego dalam cerita ini merupakan, saat tokoh “Aku” menyadari
bahwa saat tokoh “Aku” semakin rentan dan tidak ada lelaki yang tidak mau
mendekatinya, kemudian datang kembali cinta pertamanya.
Dalam perspekstif
behaviorisme adalah tentang mempelajari perilaku manusia, dalam cerita
“Sang Jiwa” tokoh “Aku” belajar dari perilaku dia dan mengintropeksi dirinya
saat dia tidak punya apa apa hal ini menunjukan bahwa manusia mempelajari
perilaku.
Perspektif kognitif dalam
cerita ini saat tokoh “Aku” belajar proses pemahaman bahwa zat adalah abadi
semua yang di dunia tidaklah kekal.
Namun perspektif
humanistik dalam cerita ini tidak begitu menonjol karena aliran ini menentang
aliran yang lain (seperti diatas) dan lebih fokus mempelajari manusia.