Jumat, 11 September 2015

ANALISIS CERPEN

Kali ini kami akan membahas dan menganalisis cerpen-cerpen yang ditulis oleh Ibu Lucy Pujasari Supratman, M.Si. yang telah diterbitkan di Koran Galamedia, Koran Pikiran Rakyat, dan Buku Antologi Puisi. Berikut analisisnya

Cerpen "Nin"

Tema yang diangkat dalam cerpen Nin’ adalah tentang keseharian seorang nenek semasa hidupnya, bagaimana Nin menjalani hidupnya seorang diri untuk menghidupi anak anaknya. Nin adalah sorang yang sangat setia, walaupun suaminya sudah meninggal, ia tidak berfikir untuk menikah kembali. Karena keadaan itulah Nin mau tidak mau harus bekerja keras untuk menyokong perekonomian keluarga dengan berdagang kue. Sesuai dengan teori perspektif psikologi komunikasi Psikoanalisis dari Id  dan superego berada dalam bawah sadar manusia. Ego  berada di tengah, antara memenuhi desakan id  dan peraturan superego. Secara Tidak sadar Nin’ merghidupi keluarganya dengan segala bakat yang ia punya semenjak ditinggal suaminya meninggal. singkatnya,dalam psikoanalisis perilaku manusia merupakan interaksi antara komponen biologis (id), komponen psikologis (ego), dan komponen sosial (superego); atau unsur animal, rasional, dan moral (hewani, akali, dan nilai). Ketika Ego gagal menyatukan tuntutan Id dan Superego, maka seseorang akan mengalami tekanan psikis yang disebut dengan Kegelisahan (Anxiety). Anxiety adalah pertentangan di dalam diri yang timbul ketika Ego menyadari bahwa ekspersi dorongan dari Id akan mengakibatkan suatu kekerasan/ menyakiti dan atau tuntutan Superego sebagai sesuatu yang tidak mungkin. Dari teori tersebut maka muncullah karakter Nin yang pantang menyerah menghadapi hari-harinya tanpa suami tercinta, karakter Nin juga dapat menjadi contoh untuk anaknya “Bunda” agar dapat menjadi pribadi yang lebih mandiri. Jadi menurut kami teori perspektif psikologi komunikan psikoanalisis sangat mempengaruhi karakter yang dibangun oleh penulis pada karakter Nin’.  

Cerpen "Mirror"

Disini kami akan menganilisis sebuah cerpen yang dibuat oleh ibu Lucy yang berjudul “Kaca” yang terbit di koran “Pikiran Rakyat”. Kami akan menganalisis dari tokoh utama cerpen ini, aku dan kaca. Setelah kami membaca cerpen ini, kami menyimpulkan bahwa karakter Aku dan Kaca adalah satu orang, bisa dikatakan bahwa karakter Aku mempuyai alter-ego atau karakter lain dalam dirinya yaitu Kaca. Disini diceritakan bahwa karakter Aku dan Kaca selalu bersitegang, berbeda pendapat, dan berbeda sifat tentunya. Disini, tokoh Aku mempunyai yang santai, kalem, dingin, keras kepala, dan sangat mencintai kekasihnya, Andreas, namun ia membunuh Andreas. Namun di akhir cerita dia sangat menyesal dan akhirnya bunuh diri. Karakter Kaca sendiri mempunyai sifat yang suka men-judge karakter Aku dan suka mengintimidasi karakter Aku. Jika dikaitkan dengan materi dari Psikologi Komunikasi yang sudah kita pelajari sebelumnya, ada Psikoanalisis, Psikokognitif, Behaviorisme.

Psikoanilisis terdiri dari Id, Ego, dan Superego. Id adalah subsistem yang mendorong biologis manusia. Lalu Ego adalah mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistik. Dan Superego adalah polisi keadialan, mewakili yang ideal. Singkatnya, Psikoanalisis adalah perilaku manusia merupaka interaksi antara komponen biologis (Id), komponen psikologis (Ego), dan komponen sosial (Superego) atau unsur rasional dan moral.  Contohnya ketika karakter Aku membunuh Andreas, Kaca menjadi mediator agar Aku menyesai perlakuannya yang membunuh Andreas, dan pada akhirnya ketika Aku dan Kaca berdebat dan Kaca lelah untuk berdebat, Aku mengambil langkah keadilan, ia memecahkan si Kaca dan ia pun bunuh diri.

Behaviorisme menganalisis hanya perilaku yang tampak saja, dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Contohnya seperti kita sudah bisa tahu karakter si Aku yang mempunyai sifat santai, kalem, dingin, panikan, setia, dan keras kepala.

Psikokognitif salah satu cabang dari psikologi dengan pendekatan kognitif untuk memahami perilaku manusia. Psikologi kognitif mempelajari tentang cara manusia menerima, mempersepsi, mempelajari, menalar, mengingat dan berpikir tentang suatu informasi. Kognitif dalam psikologi dapat berarti dua, yaitu bisa diartikan sebagai aktivitas mental (persepsi, memori, atensi, dll) dan juga dapat diartikan sebagai sebuah pendekatan psikologi. Disini, karakter Aku membunuh Andreas karena ia sayang pada Andreas dan ia tahu Andreas sangat menderita karena leukemia itu dan pada akhirnya si Aku membunuhnya. 

Cerpen "Mencari Kematian"

Cerpen ini mengangkat cerita seorang bayi perempuan yang dibuang oleh ibunya yang sepertinya seorang pekerja seksual. Cocok dengan judulnya yang “mencari kematian” karena disini diceritakan bahwa bayi perempuan yang beranjak dewasa itu berkelakuan seperti perempuan murahan. Ketika dia hamil akbat ulah pacarnya orangtua angkatnya tidak marah. setelah itu dia terus-terusan memberikan kemolekan tubuhnya pada lelaki lain sampai ke kakak tirinya sendiri yang berujung membawa dia ke kehidupan malam yang kelam yaitu perempuan di rumah bordir.

Cerita yang ringan namun memberikan pelajaran kehidupan didalamnya, mudah di pahami tapi tidak cerita gampangan. Dan cerpen ini menunjukkan bahwa pergaulan sekarang sudah semakin tidak terkontrol dan sebagai alat bantuan untuk remaja lain yang membacanya agar kelak tidak bernasib sama dengan gadis ini.

dari cerpen " mencari kematian" dapat saya simpulkan bahwa penulisan cerpen tersebut sangatlah baik. karena saya dengan gampangnya dapat merasakan apa yang juga dirasakan oleh tokoh utama. dimana dalam cerita tersebut tokoh utamanya digambar sangat membenci ibu kandungnya sendiri yang elah membuangnya begitu saja. sampai ia pun menjuluki ibu kandungnya sebagai " ular pyhton". selain itu banyak kejadian yang tak terduga dimana sang tokoh akhirnya juga jadi bersikap bejat pada semua laki-laki yang ia temui. dan kenyataan bahwa orang tua angkatnya itu adalah pemilik klub malam, lalu perbuatan yang dilakukan sang tokoh utama dengan kakak tiri laki-lakinya membuat dia dan kakak nya dikirim ke klub malam milik orang tua angkatnya. sang tokoh utama pun merasa sudah mati walaupun jantungnya masih memompa darah itu dikarenakan dia telah terkena HIV.

Aspek kemanusiaan.

Psikoanalisis : gadis yang di hianati pacarnya yang membuat dia hamil tanpa pertanggung jawaban itu merasa sangat dendam. Karena dendam yang besar terhadap pacar pertamanya itu ia mulai melampiaskan amarahnya dengan mempermainkan lelaki lain dan menginkan hubungan serius.

Behaviorisme : gadis itu terbiasa menggoda dan mempermainkan lelaki sampai ia juga menggoda kakak tiri dengan jarak usia dua tahun lebih tua yang tinggal serumah dengannya. Kakak tiri yang terpancing godaan gadis ini mulai mengikuti permainanya, bersetubuh bukanlah hal yang mengejutkan karena sejak saat itu mereka biasa melakukannya dimana saja tanpa sepengetahuan oarng tua angkat mereka.

Cerpen "Sang Jiwa"

Dalam cerita ini menceritakan tokoh si “Aku” dalam cerita pendek “Sang Jiwa” yang ditulis oleh Lucy Pujasari Supratman, merupakan orang yang menikmati dunia. Dia selalu ganti-ganti pacar tanpa tahu bahwasanya cinta pertamanyalah yang setia terhadapnya. Terlihat bahwa sewaktu ia sudah tua, hanya cinta pertamanyalah yang setia kepadanya, ia selalu berada di sampingnya.

Tokoh “Aku” ini terlihat ia memandang laki-laki dari covermya. Terlihat bahwa ia mengatakan ’dia begitu dekil, bau, kumal, setelah lama kutinggalkan. Jijik aku melihatnya” dari situ bisa terlihat bahwa ia sangatlah melihat orang dari covernya. Dia hanya menikmati dunia seperti menikmati kekayaan pacar-pacarnya.

Tetapi di akhir cerita ia terlihat sangat takut akan masa tua yang ia alami sampai akhirnya ia operasi plastic dan berfikiran mudah bahwa dengan uang semua bisa didapat tanpa harus ia pikir-pikir kembali demi kembalinya kecantikan di dirinya.

Pada akhirnya ia sangatlah menyesal akan semua yang ia kerjakan untuk mempercantik dirinya yang tetap saja kembali menjadi tua. Ia menyadari akan perbuatan yang ia lakukan selama ini. Karena ia sudah tua dia pun tahu diri karna sudah tidak ada lagi yang mau dengannya. Tetapi hanya ada satu cinta yang tetap setia dengannya. Yaitu, cinta pertamanya lah yang setia dan selalu benar-benar ada di sampingnya. Cinta pertamanya yang ia bilang kotor, dekil dan menjijikan itu kini di sampingnya menemani masa tuanya untuk bisa bersama-sama.

Dari cerita ini dan tokoh “aku” kita bisa ambil pelajaran janganlah melihat orang dari covernya, tetapi hatinyalah yang dilihat. Karena dari cover belom tentu semua benar, tetapi kalau hati yang dilihat kita bisa tau mana orang yang baik buat kita atau yang tidak baik buat kita. Jangan sampai kita menyesal di akhir pilihan pejalanan kita. Walaupun orang itu terlihat jorok, dekil tetapi belom tentu di hatinya.

Tokoh “Aku” dalam 4 perspektif psikologi manusia yaitu Psikoanalisis, Behaviorsme, Kognitif, Humanistik. Dalam perspektif psikoanalisis Sigmund Freud menjabarkan bahwa kepribadian manusia terbagi 3, yaitu Id, Ego, Super Ego. Dalam cerita, Id merupakan tokoh “Aku” yang tidak dapat menahan hawa nafsunya seperti senang bermain dengan laki-laki dan melupakan cinta pertamanya, lebih senang berpesta ria. Superego dalam cerita ini merupakan, saat tokoh “Aku” menyadari bahwa saat tokoh “Aku” semakin rentan dan tidak ada lelaki yang tidak mau mendekatinya, kemudian datang kembali cinta pertamanya.

Dalam perspekstif behaviorisme adalah tentang mempelajari perilaku manusia, dalam cerita “Sang Jiwa” tokoh “Aku” belajar dari perilaku dia dan mengintropeksi dirinya saat dia tidak punya apa apa hal ini menunjukan bahwa manusia mempelajari perilaku.

Perspektif kognitif dalam cerita ini saat tokoh “Aku” belajar proses pemahaman bahwa zat adalah abadi semua yang di dunia tidaklah kekal.

Namun perspektif humanistik dalam cerita ini tidak begitu menonjol karena aliran ini menentang aliran yang lain (seperti diatas) dan lebih fokus mempelajari manusia.

Sabtu, 05 September 2015

Carl Iver Hovland

Early life
Carl Iver Hovland or we know him Carl Hovland born in Chicago, June 12nd 1912 and he died in April 16th  1961. He is an  American pshycologist. He entered the study at Northwestern University at the age of 16 and complete his graduate studies at Yale University, receiving his doctorate in 1936. Hovland’s personality is so good, as a child  Hovland had a deep interest in music. In fact, up until college when psychology became a major part of his life he was looking into a musical career. He’s a good listener , quite and less talk but he has a awesome capable. Hovland has acknowledge genius and productive. He can do anything complex at once. Like script editing, speak through phone and set a slide.

Career
Research about psychology is a result of Hovland’s intellectuality.
Especially in the beginning of his career, his report was very comprehensive and discuss about many topics.
By the time, he was finally became a doctor. Hovland has publish a dozen od paper and collected data from the half of it.
Four of his papers has been published American Journal of psychology. Two papers in Yale journal Biology and medicine and the others were in psychology journal.
The paper was about psychology of study of reability test, Which is the main topic of his literature just like four of his paper before which is his dissertationfor his doctoral.

Death
In the last decade of his life Hovland's research on verbal concepts and judgment led him into an intensive analysis of concept formation. Once again he played a pioneering role in developing a new field of research  computer simulation of human thought processes.
A month before his death, he was honored with the award of the Warren Medal by the Society of Experimental Psychologists
In April 16th 1961, Carl Hovland was passed away causes cancer. He left a good knowledge for us and he will reminded as an expert of psychologist. 

Analisis Kepribadian Diri dari Tokoh Psikologi Kepribadian



Autobiografi

Nama saya Anisya Wulandari, Saya lahir pada tanggal 29 Maret 1996 di kota Tangerang.  Saya anak pertama dan memili 2 adik perempuan. Keluarga saya tinggal di Gunung Sindur, Bogor. Dan saya sekarang berdomisili di Bandung untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.
Orang tua saya, Bapak saya bekerja sebagai wirausaha dan Ibu saya bekerja sebagai karyawan swasta. Sejak saya kecil, saya diasuh oleh pembantu saya. Namun saat saya sekolah kelas 2 SD pembantu saya ini memutuskan berhenti bekerja dan menikah dengan pria dikampung asalnya, saya sangat menyayangi pembantu saya itu dan sangat merasa kehilangan ketika ditinggal nya. Ibu dan Bapak saya sangat keteteran dan sudah bergantung kepada pembantu, dan sering kali Ibu dan Bapak sering marah marah setiap pulang kerja dan mereka menuntutku untuk membantu membersihkan rumah. Tak lama, Pembantu baru datang untuk bekerja dirumah. Pembantu baru itu bekerja dirumahku sampai aku SMA kelas 3. Setelah itu, Ibu memutuskan tidak memiliki pembantu lagi karena anak anaknya sudah besar sehingga bisa membersihkan rumah dengan baik.
Dalam pertemanan saya kurang mudah bergaul karena dari kecil saya sudah dilarang bapak saya untuk keluar rumah karena lingkungan sosial disekitar rumah saya kurang baik. dan teman teman saya di sekitar rumah pun sedikit takut mengajak saya main karena mereka mengenal sosok ayah saya yang galak. Dan saya sangat canggung dan pemalu bila ketemu banyak orang. Saya orang yang sangat kalem, kaku dan banyak diam , tetapi tidak berlaku kepada teman teman yang sudah saya kenal dekat. awalnya canggung dan lebih banyak diam, akan berubah menjadi lebih ceria, semangat dan banyak bicara.

Kepribadian

Saya Orang yang cukup dekat dengan Bapak saya karena Bapak saya selalu mengajak saya ke tempat kerjanya dan membantu menyelesaikanya. Dan bapak saya adalah sosok orang yang cukup tegas dan keras kepala. Dari situ saya juga diajarkan memiliki sikap disiplin dan menghargai waktu serta mudah panik dan takut mengatakan sesuatu karena Bapak saya sangat emosional apabila tidak sesuai dengan keinginan bapak saya. selain itu saya adalah orang yang kaku dan kurang pede dalam mengungkapkan apa yang ingin saya ungkapkan karena saya takut dan memikirkan kata kata sampai sampai tidak jadi diungkapkan.
Meskipun begitu, bapak saya adalah sosok yang sangat baik hati. Bapak saya orang yang suka membantu teman temannya bila sedang membutuhkan pertolongan. Dan saya rasa juga saya cukup setia kawan. Apabila ada teman yang sedang memusuhi saya entah karena salah paham atau hal lain tapi saya tetap memandang positif, berusaha melakukan perbaikan diri dan menganggap dan menerima sahabat dan teman teman saya ada.
Pembahasan Kasus dan Teori
1. Karen Horney
The Compliant Personality (Moving toward other people) 
     Memiliki ciri-ciri seperti menganggap orang lain mempunyai arti yang sangat penting dalam hidupnya, mempunyai sikap tergantung pada orang lain, ingin disenangi, dicintai dan diterima, bersikap intrapunitif (suka menghukum/ menyalahkan diri sendiri) serta mengorbankan diri sendiri dan tidak individualistis.
Dari kasus ini karena saya lama dimanjakan oleh pembantu saya dan juga menghargai sebuah pertemanan, dan saya menyayangi teman teman saya. Saya pernah dijauhi teman saya karena salah paham, lalu saya mencoba menjelaskan dan memberi dia waktu dan terus berfikiran positif, dan akhirnya kami menjadi sahabatan.

2. Spranger
Manusia ekonomi
Tipe ini sangat menghargai waktu, adapun semboyan yang dipegang adalah time is money. Setiap kegiatan selalu dipertimbangkan untung ruginya karena mereka tidak mau membuang waktu dengan percuma.
Pada kasus ini, saya merasa lebih baik menunggu 5 sampai 10 menit dari pada datang telat. Karena saya tidak mau membuat masalah atau membuat orang lain kecewa. Seperti saya bila datang untuk menempati janji saya akan mengusahakan datang 5menit sebelumnya waktu yang sudah dijanjikan.
Namun, banyak orang lain yang kurang menghargai waktu sehingga membuat saya cukup kesal.


3. Minder, Kurang Percaya Diri

Rasa minder tidak bisa hilang dengan cara memaksakan diri untuk percaya diri. Karena sifat dari rasa minder adalah semakin dilawan, maka dia semakin kuat.

Minder, gugup, takut atau tidak percaya diri adalah perasaan alami manusia yang diberikan Tuhan agar manusia tidak kelewat percaya diri dan akhirnya sombong. Selain orang gila dan orang mabok, setiap orang waras pasti memiliki rasa minder, hanya saja konteks dan kadarnya berbeda-beda. Bahkan kami pun punya rasa minder apabila diharuskan tampil sebagai orang lain.

Selama kita melakukan hal yang benar dan halal, sebenarnya tidak ada alasan bagi kita untuk merasa minder. Kalaupun kita belum mampu melakukan sesuatu, sebagai manusia kita bisa belajar dulu. Masalahnya, beberapa orang ternyata meletakkan rasa minder pada tempat yang salah, sehingga kehidupan dan kesuksesannya terhambat oleh rasa minder itu.

Gejala-gejala yang termasuk "Minder"

Seorang yang minder, biasanya punya pola perilaku seperti berikut:
  • Merasa diri rendah, bodoh, tidak mampu, tidak pantas, dsb.
  • Kesulitan dalam bergaul, susah mendapatkan teman baru.
  • Merasa kurang nyaman jika ada seseorang yang mendekatinya.
  • Tidak berani memulai percakapan atau perkenalan dengan orang lain.
  • Malu mengungkapkan ide atau pendapatnya kepada orang lain.
  • Demam panggung, takut berbicara di depan umum (public speaking phobia).
  • Ketika masuk dalam lingkungan baru, dia cemas dan takut kalau orang-orang di lingkungan baru tersebut menolak atau tidak menyukainya.
  • Suka menyendiri karena merasa tidak ada yang mau berteman.
  • Tegang atau grogi ketika berhadapan dengan orang lain yang baru dikenal sehingga tingkah lakunya terlihat kaku.
  • Merasa bahwa orang lain selalu memperhatikan kelemahannya.
  • Menganggap orang lain lebih hebat daripada dirinya.
  • Membandingkan kelemahan dirinya dengan kelemahan orang lain.
  • Sensitif terhadap perkataan orang lain, meskipun hanya bercanda.
  • Fokus pada kelemahan diri. Orang minder selalu punya seribu alasan untuk menyalahkan atau meremehkan dirinya sendiri.
  • Sering menolak apabila diajak ke tempat-tempat yang banyak orang.
  • Tidak berani menerima tanggung jawab yang besar karena takut gagal.
  • Kecewa pada diri sendiri karena tidak percaya diri, dan marah kepada orang lain yang tidak memperhatikan atau menghargainya.
  • Sering murung, mudah merasa sedih, dan lelah.
  • Kurang semangat dalam menjalani aktivitas dan mudah menyerah.
  • Sering melamun, dan mungkin masih banyak lagi.


Penyebab Minder

Setiap manusia yang lahir di dunia hanya membawa dua rasa takut alami, yaitu takut pada ketinggian dan suara keras. Jika Anda sekarang punya rasa takut, malu, grogi, atau minder selain kedua rasa takut tersebut, maka dipastikan rasa takut yang Anda miliki bukan karena secara genetis Anda punya sifat itu. Rasa minder yang Anda alami sekarang adalah pengaruh dari lingkungan Anda.

beberapa penyebab minder diantaranya:
  • Pengaruh lingkungan. Seorang bisa menjadi minder apabila selalu dilarang, disalahkan, tidak dipercaya, diremehkan oleh lingkungannya.
  • Sering diremehkan dan dikucilkan oleh teman sejawat.
  • Pola asuh orang tua yang sering melarang dan membatasi kegiatan anak.
  • Orang tua yang selalu memarahi kesalahan anak, tapi tidak pernah memberi penghargaan apabila anak melakukan hal yang positif.
  • Kurang kasih sayang, penghargaan, atau pujian dari keluarga.
  • Tertular sifat orang tua atau keluarga yang minder.
  • Trauma kegagalan di masa lalu.
  • Trauma dipermalukan atau dihina di depan umum.
  • Merasa diri tidak berharga lagi karena pernah dilecehkan secara seksual.
  • Merasa bentuk fisik tidak sempurna. Padahal, berapa banyak tokoh besar yang tetap percaya diri meskipun secara fisik kurang menarik?
  • Merasa berpendidikan rendah. Padahal tidak dibutuhkan pendidikan tinggi untuk menjadi berhasil. Banyak pengusaha yang kaya raya meskipun tidak pernah kuliah dan sekolahnya awut-awutan. (http://penyakitmental.blogspot.com/search/label/gangguan%20jiwa)
Untuk mengatasi rasa minder, tidak perlu selalu memandang orang lain 'lebih', jadilah diri sendiri dengan menyadari serta mengenali potensi-potensi yang ada lalu mengembangkannya menjadi kompetensi merupakan cara terbaik untuk meningkatkan rasa percaya diri.

Selain itu, Anda perlu merubah 'mindset' atau cara berpikir Anda. Sadari bahwa sejatinya Anda sama seperti semua orang yang mempunyai keunggulan dan kelemahan karena tidak ada manusia yang sempurna sehingga tidak ada alasan untuk minder. Bergaul dengan orang-orang yang berpikiran positif akan berdampak pada Anda tertular energi yang baik, pelajari bagaimana mereka menyikapi hidup, saat berkenalan dengan orang lain dan mengatasi persoalan, coba aplikasikan dalam situasi kondisi sehari-hari.

Jangan lupa untuk memperbaiki penampilan karena hal ini dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri, Anda tidak akan merasa minder atau malu saat bertemu dengan orang lain jika sudah tampil baik serta maksimal. Kendalikan diri saat berjumpa dengan orang lain terutama ketika berada dalam situasi yang menekan. (
http://rona.metrotvnews.com/read/2015/07/02/143146/gimana-cara-menghilangkan-rasa-minder)

Pada Kasus ini, saya sering merasa minder dan tidak percaya diri ketika ketemu dengan orang dan merasa orang lain menjauhi saya. Namun saya tetep berusaha optimis dan introspeksi diri saya.



Sumber :
    http://penyakitmental.blogspot.com/search/label/gangguan%20jiwa

Jumat, 04 September 2015

Teori Psikokognitif & Teori Humanistik

Contoh kasus yang berkaitan dengan Teori Psikokognitif dan Humanistik

Dua mahasiswa yang mengelola perusahaan Ojek Syar'i asal Surabaya, mengaku sedang menyiapkan dan menguji layanan dalam bentuk aplikasi di ponsel pintar Android yang akan bersaing dengan 
Gojek.

Perusahaan yang didirikan oleh Evilita Adriani dan Reza Zamir ini, berhadap aplikasi tersebut bisa diluncurkan dalam sebulan atau dua bulan mendatang. Ojek Syar'i menjanjikan layanan ojek yang 
dikendarai perempuan dan konsumennya adalah perempuan Muslim.

Reza Zamir meyakini Ojek Syar'i dapat berkompetisi dengan Gojek di kota besar karena mereka 
menargetkan celah pasar yang tidak digalakkan oleh Gojek selaku pemimpin pasar pemesanan ojek 
berbasis aplikasi.

Dengan basis aplikasi, maka tarif yang harus dibayar konsumen akan terukur secara otomatis 
berdasarkan kilo meter dari tempat asal ke tempat tujuan di aplikasi peta digital. Pemesanan nantinya juga bisa dilakukan lewat aplikasi, dan tidak lagi memakai SMS, pesan instan, atau telepon, yang 
selama ini dilakoni Ojek Syar'i.

"Kami ingin memberi solusi kepada perempuan Muslim yang merasa tidak nyaman jika memakai 
jasa ojek laki-laki, dan mereka mencari pengendara ojek perempuan," kata Reza saat dihubungi CNN Indonesia.


Analisis :
Kami menilai dari kasus ini berhubungan dengan teori psikognitif dan humanistik dimanamaksud 
dari psikognitif adalah manusia tidak lagi dianggap pasif tapi dipandang sebagai makhluk yang 
berusaha memahami lingkungannya (makhluk yang berfikir) ini karena terlihat dari kasus di atas itu 
ojek syar’i memahami lingkungan sekitar dimana para muslimah juga ingin dapat menggunakan ojek tanpa harus khawatir bersentuhan dengan yang bukan muhrimnya.
Selain dari teori psikognitif kasus ini berhubungan juga dengan teori humanistik yaitu bagaimana 
si manusia dipandang dari bidang kreatif. Karena di kasus ini mahasiswa tersebut memiliki pemikiran untuk mencetuskan adanya ojek syar’i untuk para muslimah yang sebelumnya tidak terfikirkan oleh orang lain.


Teori Psikoanalisis

Contoh kasus yang berkaitan dengan Teori Psikoanalisis

Hanya dua hari saja Tim Buru Sergap Polresta Depok berhasil mengungkap pelaku pembunuhan wartawati lepas, Nurbaety Rofiq, 44 tahun, setelah penemuan jasad korban oleh keluarga di rumahnya di Perumahan Gaperi Bojonggede, Kabupaten Bogor, Sabtu kemarin. 

Kapolresta Depok Komisaris Besar Dwiyono mengatakan polisi berhasil mengungkap pembunuhan Nurbaety dari sejumlah kesaksian para saksi di dekat rumah korban. Dari olah tempat kejadian perkara (TKP) polisi menyimpulkan pelaku sudah mengetahui keadaan rumah korban. 

"Kami menanyakan saksi dari tetangga sampai teman korban. Dan polisi mencoba mereka ulang bagaimana pelaku masuk dan keluar rumah korban," kata Dwiyono, Senin 20 Juli 2015.

Saat itu, kata dia, ada saksi yang melihat tiga orang pada 15 Juli kemarin datang ke tetangga sebelah rumah koban. Salah satu yang datang, yakni D, 25 tahun, yang menjadi tukang bangunan di rumah tetangga korban.

Mereka bertiga, kata dia, beralasan mengambil barang yang ketinggalan, namun tidak ada satu barang pun yang tertinggal oleh pelaku. Polisi, mendalami jejak ketiga orang yang datang tersebut karena mencurigakan. "Dari hasil pengembangan penyidikan semua mengarah ke mereka. Dan kami ringkus Senin dini hari tadi," kata dia.

Ia mengatakan perampokan ini direncanakan oleh empat tersangka pada Jumat sore, 3 Juli 2015. Keempat tersangka tersebut, yakni D, yang menjadi otak perampokan, Syarifudin, 20 tahun, Hafif, 22 tahun dan M Pujono, 22 tahun. Namun, saat melakukan perampokan di rumah Nurbaety, Pujono tidak ikut.

"Pujono hanya ikut perencanaan dan mendapatkan satu handphone curian. Pujono mengetahui rencana ini," ucapnya. 

Pelaku utama pembunuhan Nurbaety, yakni D dan Hafif. D yang melukai leher korban dan Hafif yang menusuk korban sampai sembilan kali. "Satu orang masih DPO, yakni D yang menjadi otaknya," ucapnya.

Korban, kata dia, memang jarang bersosialisasi dengan tetangga. Sehingga kematiannya tidak diketahui hingga dua pekan. "Kami masih menyelidiki bila ada kemungkinan motif lain. Sejauh ini motifnya karena ingin memiliki barang berupa HP serta uang untuk lebaran," ujarnya.

Barang yang diambil pelaku yakni, empat handphone, satu kamera, satu telpon jinjing, tape recorder dan duit Rp2.000 satu gepok. Adapunbukti dua senjata tajam, seutas tali rapiah dan celana dalam. Sedangkan perhiasan kalung dan anting, masih melekat di tubuh korban tidak diambil pelaku.

Tersangka diancam pasal 365 junto 338 KUHP tindak pidana pencurian dengan kekerasan dan kejahatan dengan pembunuhan. "Ancaman 15 tahun penjara," ujarnya.




Analisis dari kasus diatas:
Analisis ini diambil dari sudut pandang pelaku, dimana mereka melakukan perampokan dan pembunuhan terhadap korbannya. Kasus ini dapat dihubungkan dengan teori Psikoanalisis dimana menurut Sigmund Freud perilaku manusia itu ditentukan oleh kekuatan irrasional yang tidak disadari dari dorongan biologis dan dorongan naluri psikoseksual tertentu pada masa enam tahun pertama dalam kehidupannya. Dan struktur kepribadian manusia dalam teori psikoanalisis ada tiga yaitu terdiri dari id, ego dan superego. Id adalah komponen kepribadian yang berisi impuls agresif dan libinal, dimana sistem kerjanya dengan prinsip kesenangan “pleasure principle”.  Lalu Ego adalah bagian kepribadian yang bertugas sebagai pelaksana, dimana sistem kerjanya pada dunia luar untuk menilai realita dan berhubungan dengan dunia dalam untuk mengatur dorongan-dorongan id agar tidak melanggar nilai-nilaisuperego.  Yang terakhir ada Superego adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena ia merupakan filter dari sensor baik- buruk, salah- benar, boleh- tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan ego

Kasus dimana sekelompok pekerja merencanakan perampokan bahkan sampai melakukan pembunuhan terhadap korbannya menunjukkan bahwa dia atau mereka tidak memikirkan tentang tindakan yang dilakukannya benar atau salah. Dimana tugas tersebut seharusnya menjadi tugas ego, yang mempertimbangkan sebuah tindakan itu benar atau tidak. Saat selesai melakukan perampokan dan pembunuhan atau kesalahan, seorang psikopat tidak memiliki rasa bersalah atau tertekan dan cenderung menganggap remeh sebuah kesalahan. Dalam hal ini peran superego tidak berjalan semestinya, tidak ada hukuman terhada ego yang menjadi pelaksana, superego serasa tak mempunyai daya melawan kekuatan id untuk mempengaruhi ego. Maka dari itu mereka mampu melakukan hal keji tersebut kepada korbannya.

PSIKOMPAT

Data diri dari anggota Psikompat


1. Anisya Wulandari  (1502144308) Tangerang, 29 Maret 1996

2. Aulia Fairuz Humaida (1502144285) Jakarta, 6 Mei 1997



3. Azhari Bevarlia  (1502140228) Kupang, 25 Juni 1996


4. Cahyadi Fajarianto  (1502144089) Bekasi, 8 Juli1996


5. Khoiriyah Nurul Y.S.  (1502144137) Medan, 6 Januari 1997



6. Muhammad Hanif-Azhar (1502140054) Bandung, 20 Agustus 1996



7. Raihan Azhara Azed  (1502144218) Jakarta, 29 Mei 1996



8. Retno Mutiapangestuti  (1502140135) Balikpapan, 1 April 1996